Ketua Komisi A DPRD Kutim Soroti Serius Pengelolaan Air Tambang PT APE

KUTAI TIMUR, Netizens.id – Ketua Komisi A DPRD Kutai Timur, Eddy Markus Palinggi, menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan di wilayah hulu Sungai Sangatta.
Hal ini disampaikannya usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke area operasional PT Arkara Pratama Energi (APE) bersama anggota dewan lainnya dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutim, pada Senin (14/4/2025).

Eddy, yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang pertambangan, menyatakan sidak ini merupakan bentuk komitmen DPRD dalam merespons kekhawatiran masyarakat terkait banjir dan penurunan kualitas air Sungai Sangatta, yang menjadi sumber utama bahan baku PDAM untuk Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan.
“Jangan sampai persepsi masyarakat terhadap perusahaan tambang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kami ingin memastikan bahwa air yang keluar dari tambang memenuhi baku mutu lingkungan,” tegas Eddy.

Dalam peninjauan tersebut, ditemukan sejumlah permasalahan penting, antara lain, Kolam Pengendapan Diduga Tak Layak sehingga dinilai tidak lagi efektif dalam menampung dan mengelola air limbah tambang. Hanya sebagian kecil air yang masuk ke kolam, sementara sisanya langsung mengalir ke sungai.
Selain itu, Pembuatan Kolam Diduga Tak Sesuai Kajian Teknis Beberapa kolam pengendapan tampak tidak sesuai dengan rencana teknis, Laporan Tak Sesuai Fakta Lapangan, Air Runoff Masih Mengalir Langsung ke Sungai. Padahal, lokasi tambang PT APE sangat dekat hanya sekitar 50 meter dari tepi sungai dan berada di antara dua aliran sungai, yakni Benu Muda dan Sungai Sangatta.
Sementara itu, minimnya Rehabilitasi Lingkungan PT APE dinilai belum maksimal menjalankan kewajiban penghijauan, terutama di area sepadan sungai dan lahan dumping. Permasalahan Administratif dan Komitmen Lingkungan Penempatan jaminan reklamasi (jamrek) baru dilakukan pada 2024, meskipun aktivitas tambang sudah dimulai sejak 2022. Menurut Eddy, hal ini patut dipertanyakan.
Terkahir, tindak Lanjut dan Evaluasi DPRD akan meminta DLH untuk melanjutkan pengecekan di lokasi lainnya dan menyusun laporan menyeluruh atas temuan ini. Eddy juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berkomunikasi langsung dengan KTT PT APE untuk segera melakukan perbaikan teknis.
Eddy juga menekankan PT APE bukan satu-satunya penyebab banjir dan pencemaran, namun dari hasil pengamatan dan kajian, perusahaan ini turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di wilayah tersebut. Kajian lebih lanjut terhadap kualitas air termasuk parameter seperti TSS, pH, dan kandungan logam berat masih akan dilakukan.
“Dari sisi volume mungkin dampaknya kecil, tapi dari sisi kualitas air, ini sangat serius. Ini menyangkut kehidupan masyarakat banyak,” pungkas Eddy Palinggi.
Respons PT APE
Menanggapi temuan tersebut, PT Arkara Pratama Energi menyatakan kesiapannya untuk segera menindaklanjuti hasil sidak, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan air tambang dan sedimentasi di settling pond.
Kepala Teknik Tambang PT APE, Akhmad Wasrip, menyatakan pihaknya mengapresiasi temuan tersebut sebagai bahan evaluasi dan perbaikan internal.
Salah satu temuan penting adalah tingginya tingkat sedimentasi pada settling pond, yang mengganggu fungsi penampungan dan pengendapan air tambang. Akhmad menjelaskan pengurasan SP akan segera dilakukan sebagai bagian dari perawatan rutin yang sempat tertunda karena libur panjang dan padatnya jadwal pemompaan.
Terkait dengan limpasan air (runoff) dari area seberang jembatan yang dikhawatirkan mengalir langsung ke sungai, PT Arkara akan segera berkoordinasi dengan tim engineer dan perencana lapangan untuk mengalihkan aliran ke SP terdekat.
“Prinsipnya, kami berkomitmen agar air dari area tambang tidak langsung mengalir ke sungai. Karena itu, kami akan memaksimalkan fungsi SP yang ada,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa langkah-langkah perbaikan teknis akan segera dilaksanakan secara menyeluruh, bekerja sama dengan DLH sebagai pihak pengawas. Semua progres akan dilaporkan secara berkala kepada DLH.
“Dalam waktu dekat semua temuan akan menjadi fokus kami agar pengelolaan air tambang lebih optimal dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,” tutup Akhmad Wasrip.(Ty)