Peristiwa Daerah

Pertemuan Eksekutif Hulu Migas Perkuat Sinergi untuk Tingkatkan Lifting Nasional

YOGYAKARTA, Netizens.id – Upstream Oil and Gas Executive Meeting 2025 bertema “Kolaborasi Hulu Migas dan Daerah Penghasil Migas untuk Peningkatan Lifting dan Pembangunan Daerah” digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Yogyakarta, 29–30 Oktober 2025.

Kegiatan tahunan ini bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku industri hulu migas untuk mempercepat kegiatan eksplorasi dan produksi secara efektif dan berkelanjutan.

Acara dibuka oleh Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Eka Bhayu Setta, didampingi Gubernur Kalimantan Timur Dr. H. Rudi Mas’ud, S.E., M.E., Gubernur Kalimantan Utara Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul, Azhari Idris, dan Ketua Panitia Elis Fauziyah.

Kegiatan ini juga dihadiri para kepala daerah dari wilayah penghasil migas, di antaranya Bupati Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Paser, Tabalong, Tana Tidung, Bulungan, Nunukan, Banggai, serta Wali Kota Balikpapan dan Tarakan. Turut hadir pula pimpinan BUMD dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, serta BUMD kabupaten/kota penghasil migas.

Dalam sambutannya, Eka Bhayu Setta menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah daerah dalam mendukung target produksi nasional. “Kehadiran para kepala daerah mencerminkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan industri hulu migas untuk mewujudkan target lifting nasional,” katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Percepatan Peningkatan Lifting Migas Nasional, Nanang Abdul Manaf, menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mencapai swasembada energi nasional. Ia menyoroti tantangan pemerataan energi, penguatan ketahanan energi, serta komitmen terhadap transisi energi bersih.

“Pemerintah menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan pencapaian Net Zero Emission pada 2060. Selain itu, reaktivasi ribuan sumur idle juga menjadi upaya strategis dalam peningkatan produksi nasional,” jelas Nanang.

Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul, Azhari Idris, menambahkan bahwa pertemuan ini menjadi forum komunikasi strategis dengan para pemangku kepentingan daerah. Melalui forum tersebut, SKK Migas memberikan pembaruan informasi mengenai kondisi industri hulu migas, potensi cadangan, serta peluang investasi di wilayah Kalsul.

“Pertemuan ini juga menjadi ajang berbagi solusi atas berbagai kendala operasional seperti perizinan, kepastian hukum, fiskal, aspek keselamatan, lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia,” kata Azhari.

Ia menjelaskan, saat ini SKK Migas Kalsul mengawasi 46 wilayah kerja eksplorasi dan produksi dengan kontribusi 30 persen terhadap lifting gas nasional dan 12 persen terhadap lifting minyak nasional.

“Industri hulu migas berkomitmen memenuhi target nasional melalui eksplorasi masif, optimalisasi lapangan produksi, dan reaktivasi sumur idle untuk menjaga ketahanan energi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat,” lanjutnya.

Azhari menegaskan, keberhasilan industri hulu migas bergantung pada kemitraan yang inklusif, transparan, dan berkeadilan antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha.

“Dengan semangat sinergi ini, kami optimistis dapat mewujudkan kemandirian energi nasional, meningkatkan kesejahteraan daerah penghasil, serta menjaga keberlanjutan industri migas Indonesia,” tutupnya.(rls/mn)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button