Peristiwa Daerah

Warga Pedayak Keluhkan Kondisi Air Bercampur Lumpur, DLH Kutim Ambil Sikap

KUTAI TIMUR – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan melakukan pengambilan sampel air dibeberapa tempat, serta melakukan pematauan sumber air tersebut menggunakan drone dari udara di lokasi yang dikeluhkan warga terkait adanya air keruh yang diduga bercampur lumpur yang terus mengalir ke sungai Bengalon.

Ditemui di lokasi, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) DLH Kutim, Dewi, mengatakan jika pihaknya sudah mengambil sampel air di tiga titik, seperti di inlet Rangko. Karena berdasarkan pantauan drone DLH, limpasan airnya berasal SP Rangko kegiatan PT KPC.

“Kemudian kita ambil lagi di titik aper rangko, diatas Rangko itu ada kolam pengolahan lagi, disitu airnya dialirkan melalui saluran kemudian diterima oleh kolam Rangko. Dan untuk titik ketiganya kita ambil di lokasi perkebunan sawit tepatnya di jembatan, Blok KSL 3 AL 42,” ucapnya kepada media ini pada, Senin (28/03/2022).

Lebih lanjut, Dewi mengaku meskipun pihaknya sudah mengambil sampel di tiga titik. Namun pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan terkait hasil sampel tersebut, karena harus menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium yang sudah terakreditasi yang bermitra dengan DLH.

“Biasanya itu hasilnya paling cepat dua minggu, umumnya ya. Karena dugaan pencemaran itu harus di ukur di laboratorium,” tutupnya.

Sementara itu, dihubungi melalui pesan WhatsApp Manager External Relations PT KPC, Yordhen Ampung, mengakui jika pihaknya belum mendapatkan informasi detail terkait hal itu, sehingga belum bisa memberikan konfirmasi.

“Saya belum dapat info detail soalnya, jadi belum bisa kasih konfirmasi. Tentu harus dilakukan pengecekan ke lapangan untuk memastikan,” ucapnya dalam pesan WhatsApp kepada media ini pada Senin malam.

Diketahui, semenjak DLH melakukan pengambilan sample di lapangan, beberapa karyawan PT KPC juga terlihat melakukan pemantauan.

Sebelumnya, sejumlah warga di Kampung Pedayak Luas RT 7, Desa Sepaso Selatan, Kecamatan Bengalon, mengeluhkan kondisi air keruh seperti bercampur lumpur terus mengalir disalah satu parit perkebunan kelapa sawit yang kerap dimanfaatkan warga untuk keperluan mandi dan mencuci.

Bahkan air yang diduga bercampur lumpur tersebut juga terlihat menggenangi perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahaan perkebunan di wilayah itu.

Salah satu warga Kampung Pedayak Luas, RT. 7, Alias, mengakui jika kondisi air keruh tersebut sudah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu, terutama sejak ada peristiwa banjir yang melanda sungai Bengalon.

“Sumber airnya, kalau menurut kami dari hutan sana. Kemungkinan besar dari air PT Kaltim Prima Coal (KPC). Karena dulu air ini bersih dan jadi sumber air untuk mandi warga sini, bahkan dipakai untuk mencuci. Tapi semenjak ada lumpur begini, kampung kami jadi semacam tadah hujan saja,” Ucap Alias kepada media ini saat ditemui di Kampung Ledayak Luas, pada Minggu (27/3/2022).

Menurut Alias, air yang diduga bercampur lumpur tersebut langsung mengarah ke sungai Bengalon.

“Cuman karena ini banjir makanya kami belum bisa tembus kesana. Kalau dari sini sekira 500 meter ketemu sungai,” tambah Alias.

Karena itu, dirinya berharap kondisi air di parit yang kerap dimanfaatkan warga untuk keperluan mandi dan mencuci bisa kembali normal.

“Selama inikan sudah tidak ada lagi pihak-pihak yang berwenang mengecek air. Kalau dulu selalu ada rutin. Namun sejak beberapa waktu yang lalu sudah tidak ada lagi. Kami tidak tau seperti apa ini,” Imbuhnya.

Iapun menunjukkan jika kawasan perkebunan kelapa sawit yang ada diwilayah tersebut juga tergenang air yang diduga bercampur lumpur. Bahkan menurutnya peristiwa tersebut sudah terjadi dua kali.

“Kemarin waktu ada banjir besar, seperti ini juga kondisi airnya. Perkiraan ketinggian lumpurnya kalau di dalam parit mungkin sekitar 1 meteran. Tapi kalau di dalam kebun sekitar setengah meteran,” terangnya.

Bahkan menurut Alias, dengan adanya genangan air yang diduga bercampur lumpur tersebut, dirinya mengaku jika cukup kesulitan ketika melakukan panen buah sawit, karena begitu jatuh dari pohonnya langsung tenggelam.

Karena itu pihaknya berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bisa segera kelapangan untuk mengecek kondisi air diwilayah itu. Apalagi air itu juga diduga langsung mengalir ke sungai Bengalon.

“Inikan masyarakat Bengalon juga merasakan ini pak. Inikan turun ke sungai. Kami susah sudah air bersihnya selama begini airnya,” bebernya. (Bon/Slsr/*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Eeeaaaaaa copas yaa .........................