Opini

KUALITAS & KARAKTER

Dr. Hartono
Dosen STAIS Kutai Timur & Penjamin Mutu Yayasan Darul Falah Al Islami

Kualitas pendidikan dan pembanguan karakter anak didik menjadi satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan. Kualitas pendidikan yang baik akan menjadikan generasi yang unggul secara intelektual sedangkan karakter yang baik akan menjadikan setiap anak didik yang ada menjadi manusia-manusia berintegritas.

Kualitas Pendidikan

Untuk menghadirkan generasi unggul setidaknya ada tiga pola; Pertama mentrigger anak didik kita untuk terus semangat belajar. Kedua, menghadirkan lembaga pendidikan. Ketiga, menghadirkan sistem, metode yang tepat dalam dunia pendidikan.

Soal semagat, setidaknya pengalaman itu juga terjadi pada diri penulis sendiri, dimana kami ditrigger untuk selalu semangat dalam menuntut ilmu. Daya juang dan semangat musti terus dihadirkan sebab dengan semangat yang ada sejatinya ilmu itu sudah 50 % kita miliki.

Cobalah lihat orang-orang besar, berpengaruh dan para cendikiawan di negeri ini mereka semua selalu menanamkan semangat tanpa mau meyerah dengan berbagai keadaan yang ada disekitarnya.

Kata pepatah “usaha-semangat itu tak akan pernah membohongi hasil dikemudian hari”. Pun demikian sebaliknya, jangan pula kita silau dengan kesuksesan-kemapanan seseorang tanpa mau melihat proses yang telah dilaluinya, jalan yang terbaik adalah ikuti dan lalui proses demi proses semua itu sampai batas kemampuan yang kita miliki.

Menakar semangat untuk meningkatkan kualitas diri, kualitas generasi dengan slogan SDM unggul hari-hari ini juga menemukan kendala serta tantanganya sendiri, dimana kondisi public health sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan kita.

Banyaknya keluhan baik dari para tenaga pendidik, orang tua sampai anak-anak usia sekolah menjadi konsen yang tak boleh dipandang sebelah mata. Sebab jika kondisi ini terus terjadi dan dunia pendidikan tidak mampu mengambil kebijakan dan metode yang tepat maka outpun yang dihasilkan juga akan dipertanyakan. Artinya ini tidak hanya tugas pemerintah, namun tugas bersama secara integratif dengan menghadirkan metode-pembelajaran yang efektif.

Poin kedua yakni hadirnya lembaga pendidikan. Jika menggunakan frige theory (teori pinggiran) yakni bergerak dari pingir untuk menciptakan kemapanan maka kondisi ini akan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat yang ada.

Suatu ketika ketua Yayasan Darul Falah Al Islami Bapak Nurman Hadi S.Pd pernah meyampaikan “saya gelisah dengan pendidikan yang ada saat ini, dan saya berharap kita musti bisa mendirikan lembaga pendidikan yang terintegrasi. Terintegrasi itu sekolah dan juga mondok tentunya dengan racikan kurikulum yang berbeda”. Kurikulum berbeda inilah yang coba penulis tangkap, bahwa senyatanya sosok ketua Yayasan Darul Falah Al Islami kiblat lembaga pendidikanya ternyata jauh kedepan, ia ternyata akbrab dengan tulisan-tulisan para pembaharu Islam dunia seperti Fazlur Rahman dan pendidikan modern di Jepang, Finlandia dan hamdalah saat ini telah berdiri TK dan SD Islam Darul Falah.

Setelah kedua unsur terpenuhi maka unsur ketiga yakni pengunaan sistem-metode yang tepat tidak boleh diabaikan. Sudah waktunya setiap kita atau pendidik open minded membuka pikiranya untuk menerima segala hal yang baik dalam pengembangan pendidikan yang ada.

Jika guru atau tenaga pendidik belum memenuhi syarat sarjana maka musti kuliah lagi (ini tidak boleh ditawar-tawar lagi), rajin mengikuti seminar, kajian dan terlebih meningkatkan semangat literasi kita. Perihal literasi ini menjadi sangat urgen untuk digalakan sebab kita sejatinya kalah dengan negara tetangga kita seperti Vietnam dan Malaysia dalam hal “membaca”.

Saya sering menyindir jangan hanya suka membaca “status sosmed semata” namun kita lupa membaca buku-buku penting untuk mengembangkan diri kita. Jika semua ini mampu dilalui dengan baik maka penulis yakin pelan namun pasti kita akan mampu menghadirkan generasi-SDM unggul walau kita mulai dari pinggiran.

Pembangunan Karakter

Pembentukan dasar carater building dapat dilalui dengan tiga cara. Cara itu adalah mengenali diri sendiri, mengenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan membangun hubungan pada sesama. Jika ketiganya mampu difahami kemudian diterapkan dengan baik maka tahap selanjutnya adalah kita akan mampu menghadirkan 8 karakter kunci. Kedelapan karakter itu sebagai seorang pendidik untuk anak didiknya adalah; Pertama, Keteladanan. Begitu pentingnya keteladanan ini maka sebagai seorang pendidik, guru, ustad ataupun dosen harus mampu memberi contoh terbaik pada anak didik kita.

Jangan sampai seorang pendidik tidak mampu menghadirkan dan menampilkan figur yang mampu dicontoh oleh anak didiknya.

Kedua, Apresiasi. Jangan pernah pelit ataupun tidak peduli dengan anak didik kita. Berikan penghargaan secara proposional manakala ia mampu memberikan dan menyelesaiakan pekerjaan yang baik dan tepat. Pun demikian kepada anak kita yang di rumah juga demikian yang harus kita berikan.

Saat ini kita memang defisit karakter kemampuan orang untuk memberikan penghargaan namun acapkali disekeliling kita menemukan orang-orang yang pandai mencemooh serta merendahkan.

Ketiga, Jujur. Dalam banyak literatur, pesan moral, pesan agama dan seterusnya jujur memiliki tempat yang begitu luhur. Sebisa mungkin dengan cara yang mungklin paling sederhana ayo ajarai anak didik kita dengan nilai kejujuran tersebut, jangan pernah bohong apalagi sengaja untuk berbuat bohong.

Keempat, Gotong royong. Kerjasama yang apik, conecctivitas, relasi musti mampu kita hadirkan. Percayalah sehebat apapun kita, dalam banyak kesempatan kita tetap membutuhkan orang lain dan dengan kerjasama yang apik tersebut maka segala persoalan, capaian akan mudah diwujudkan.

Kelima, etika. Moraliti menjadi bagian terpenting dalam kehidupan ini, bolehlah kita memiliki bayak hal namun manakala moralitas kita rendah orangpun akan memandang rendah. Keenam, Leadership. Jiwa kepemimpinan menjadi bagian dari carakter building yang musti kita miliki, dengan jiwa kepemimpinan ini diharapkan setiap kita dan anaka didik yang ada mampu membawa dirinya masing-masing.

Ketujuh, open minded. Dengan cara membuka pikiran, mengajarkan pada anak didik kita untuk selalu membaca maka ia akan mudah mendapatkan ilmu.

Terakhi kedelapan visioner. Setiap guru dan umumnya pendidik tentu diharapkan mampu menuntun anak didiknya untuk meraih cita-cita yang diingginkan setinggi mungkin.

Begitu pentingnya peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangkan karakter anak didik kita, maka ayo semua unsur untuk turut serta menghadirkan dan kerjasamanya. Sebab kami yakin pendidikan diluar sekolah atau lingkungan keluarga-masyarakat memiliki dampak yang cukup signifikan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button

Eeeaaaaaa copas yaa .........................