Opini

Dermaga Kenyamukan: Antara Janji Pembangunan dan Realitas Lapangan

Oleh: Ekky Yudistira

JALAN menuju Dermaga Kenyamukan di Sangatta Utara kini telah berubah menjadi destinasi wisata dadakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Berjejer puluhan unit mobil dan motor dari berbagai merek memadati jalan yang dibangun menggunakan dana APBN tersebut.

Meski kondisinya masih menunjukkan tambalan dan cekungan yang terlihat dari genangan air yang tercetak di sepanjang jalan, hal ini tak mengurangi minat masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, sekadar nongkrong, atau menyeruput kopi dari para pedagang dadakan. Bahkan, banyak pengunjung yang asyik menerbangkan layang-layang yang dijual oleh pedagang di lokasi tersebut.

Suasana sangat ramai dan padat, terutama mulai pukul 16.00-18.00 WITA. Tidak hanya di jalan menuju dermaga, di area dermaganya pun tak kalah ramai. Puluhan anak muda dan para pemancing memadati areal yang konon katanya akan segera kembali dibangun oleh pemerintah daerah pada penghujung tahun 2025 menggunakan dana APBD. Fenomena ini menjadi ironi tersendiri—sebuah infrastruktur yang masih dalam tahap pembangunan justru telah menjadi magnet bagi masyarakat lokal.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa portal sementara yang terpasang di lokasi dermaga kini memicu sejumlah pertanyaan dari masyarakat setempat. Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Timur bahkan mengimbau masyarakat agar tidak memasuki area Dermaga Kenyamukan yang masih dalam tahap pembangunan, menunjukkan adanya kekhawatiran terkait keselamatan pengunjung.

Pembangunan akses jalan menuju Dermaga Kenyamukan memang tidak sederhana. Proyek ini terbagi dalam dua segmen dengan skema pendanaan yang berbeda. Segmen pertama dibangun oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) menggunakan anggaran APBN, sementara segmen kedua dibangun melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Jalan pendekat Pelabuhan Kenyamukan sepanjang 650 meter mulai dibangun KPC sejak 12 Januari 2023. Tidak main-main, sebanyak Rp 20 miliar dana CSR PT KPC tahun anggaran 2023 dialokasikan untuk proyek ini. Sementara itu, pembangunan Jalan Dermaga Kenyamukan yang didanai oleh APBN diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 60-70 miliar berdasarkan informasi tahun 2023.

Total rincian pendanaan proyek Pelabuhan Kenyamukan mencapai jumlah yang fantastis:
– APBN (Pemerintah Pusat): Rp 60-70 miliar
– APBD Kutai Timur: Rp 120 miliar
– CSR PT KPC: Rp 20 miliar

Namun, realitas terbaru menunjukkan bahwa kebutuhan dana jauh lebih besar. Pembangunan pelabuhan masih memerlukan dana sekitar Rp 214 miliar untuk reklamasi seluas 0,7 hektare serta pembangunan sarana pelabuhan agar layak beroperasi.

Proyek Pelabuhan Kenyamukan telah mengalami beberapa kali pergeseran target penyelesaian. Pada Juli 2024, progres fisik sudah mencapai 64 persen dan progres keuangan telah di angka 54 persen. Kontrak pembangunan pelabuhan seharusnya selesai pada Desember 2024, dan diharapkan dapat dimanfaatkan pada tahun 2025.

Namun, optimisme tersebut tampaknya perlu direview ulang. Ketua DPRD Kutai Timur mengungkapkan bahwa pelabuhan kenyamukan akan segera beroperasi di awal tahun 2025, walau belum rampung secara keseluruhan. Sementara itu, target operasional terbaru ditetapkan pada tahun 2027.

Meski pembangunan fisik terus berjalan, berbagai tantangan operasional masih menghadang. Berbagai fasilitas pendukung masih perlu dibangun, seperti terminal penumpang, kantor Polairud, kantor navigasi, instalasi listrik (power plant), PDAM, serta gudang terbuka dan tertutup.

Berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan pada November 2024, disarankan agar pelabuhan dioperasikan secara bertahap, dimulai dengan fokus pada aktivitas bongkar muat barang. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai realistis dalam menetapkan tahapan pengoperasian.

Antara Harapan dan Kenyataan

Fenomena wisata dadakan di jalan menuju Dermaga Kenyamukan menjadi cerminan menarik tentang bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik yang tersedia, meski dalam kondisi yang belum sempurna. Namun, di sisi lain, hal ini juga menunjukkan kebutuhan mendesak akan ruang rekreasi yang aksesible bagi masyarakat Kutai Timur.

Proyek Pelabuhan Kenyamukan yang telah menelan investasi ratusan miliar rupiah ini memang diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi daerah. Dengan potensi Kutai Timur yang beragam, mulai dari hasil perikanan, pertanian, hingga perkebunan, pelabuhan ini diproyeksikan akan menjadi gerbang distribusi yang strategis.

Namun, pergeseran target dan tantangan operasional yang terus bermunculan mengingatkan kita bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar soal anggaran dan konstruksi fisik. Diperlukan perencanaan yang matang, koordinasi yang solid, dan komitmen jangka panjang untuk memastikan bahwa investasi besar ini benar-benar dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

Sementara menunggu realisasi penuh dari proyek ambisius ini, fenomena wisata dadakan di jalan menuju dermaga setidaknya menunjukkan bahwa masyarakat telah siap menyambut dan memanfaatkan infrastruktur yang tersedia. Kini tinggal bagaimana pemerintah dapat memastikan bahwa janji pembangunan dapat menjadi kenyataan yang memberikan dampak positif bagi semua pihak.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button