Operasi Terpusat Ketupat Mahakam 2021, Polres Kutim Siagakan 400 Personil
KUTAI TIMUR – 400 personil gabungan disiagakan dalam Operasi Terpusat Mahakam 2021 yang akan dilaksanakan selama 12 hari terhitung mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021 mendatang.
Dikonfirmasi seusai kegiatan Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko menyampaikan bahwa operasi tersebut difokuskan selain untuk pencegahan mudik dan penyebaran Covid-19 juga dilaksanakan untuk memberikan pengamanan intensif di rumah ibadah, dan tempat keramaian dengan harapan dapat menumbuhkan ketenangan, rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Kapolres juga menyampaikan bahwa pemantauan secara cermat dan pengoptimalan pelayanan pada setiap pos pelayanan selama penyelenggaraan operasi jiga akan dilaksanakan dengan koordinasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam operasi.
Langkah preventif yang diperlukan dengan mengedepankan penegakan dengan cara humanis juga akan dilaksanakan untuk menekan potensi negatif yang mungkin timbul.
“Ada 3 Pos yang kita bangun. Yang pertama itu di Jalan Pendidikan yqng merupakan Pos Terpadu, yang kedua dan ketiga adalah Pos penyekatan. Kami berdirikan di KM 1 Sangatta Selatan dan di Pertamina untuk antisipasi adanya pemudik dari bontang dan juga warga lokal yang berwisata ke Teluk Lombok,”terangnya. Rabu (05/05/2021).
Sebelumnya, Bupati Kutim Ardiansyah selaku inspektur upacara dalam sambutannya sesuai amanat Kapolri menyampaikan bahwa giat gelar apel pasukan dalam rangka Operasi Terpusat Ketupat Mahakam 2021dilaksanakan sebagai bentuk persiapan akhir operasi ketupan 2021 untuk pengamanan Idul Fitri. Dimana dalam pelaksanaannya menjunjung prinsip keselamatan masyarakat.
Operasi tersebut, lanjutnya, dilaksanakan dengan meningkatkan kepekekaan dan kewaspadaan terhadap gangguan kamtibmas seperti teror yang dapat menganggu perayaan idul fitri.
“Hari Raya Idul fitri mayoritas di laksanakan di Indonesia, hal ini tentu saja akan menganggu kamtibmas dan akan melanggar protokol kesehatan.Polri dapat mencegah dengan melakukan penyekatan dengan cara preventif dan upaya represif apabila itu pilihan terhakir. Kita harus peduli jangan sampai dalam pelaksanaan idul fitri bisa menjadi cluster baru di dalam masa pandemi ini,”terangnya.(adv)