Peristiwa Daerah

Fenomena Kupu-kupu Malam di Kutim, Mulai dari Original Sampai Jadi-jadian

KUTAI TIMUR – Pengawasan yang longgar terhadap kegiatan prostitusi membuat Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kutim semakin menjamur selama masa pandemi Covid-19.

Untuk memikat para konsumennya, para kupu-kupu malam dari yang original perempuan sampai yang semi-perempuan alias waria menjalankan sistem Cash On Delivery (COD) dan memilih sejumlah hotel, penginapan ataupun guest house di kawasan Sangatta Utara yang cukup terjangkau untuk menjalankan bisnis esek-eseknya.

Seperti diutarakan oleh Bunga (nama samaran), salah satu kupu-kupu malam yang mengaku berasal dari luar Kalimantan dan tengah mencoba peruntungan di Kutim bersama ketiga rekan seprofesinya saat dikonfirmasi di salah satu penginapan di Kecamatan Sangatta Utara.

Kupu-kupu malam yang telah menjelajah setengah kabupaten dan kota di Kaltim dalam masa pandemi tersebut juga menyebutkan bahwa Kutim dijadikan pilihan setelah melihat banyaknya para lelaki hidung belang yang mengaku berasal dari Kutim mencoba mengontaknya ataupun rekan seprofesinya melalui aplikasi MiChat.

“Tarif standart sih 400 ribu saja untuk short time dan 1,5 juta untuk long time. Tidak tahu kalau yang lain. Sehari bisa 4 sampai 7 tamu, ada waria juga loh disini yang juga buka jasa esek-esek,” ucapnya, Jum’at (20/08/2021).

Wanita berpostur semampai ini juga menyampaikan bahwa sepengetahuannya, saat ini lebih dari 10 PSK dari luar kota seperti dirinya yang tengah mencoba peruntungan di Kutim dan tersebar di beberapa hotel, penginapan dan guest house, baik yang ber status single player seperti dirinya maupun bersama ‘mami ataupun papi’ yang siap menjajakan ataupun menjadi perantara.

“Pegawai hotel atau penginapan biasanya sudah paham kalau kita nginap dan bawa tamu. Bisa 4 hingga 7 hari stay di hotel atau penginapan, lalu pindah ke hotel lainnya lagi. Biasanya pindah ke kota lain itu kalau ada pesanan atau kalau disini sudah sepi gak ada orderan lagi,” imbuhnya.

Ditemui terpisah, Alisa (nama samaran) salah satu kupu-kupu malam lokal Kutim yang juga berprofesi sebagai Pemandu Lagu (PL) di salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di Sangatta Utara menyampaikan bahwa selama masa pandemi, selain menemani para hidung belang minum dan berkaraoke, dirinya juga melayani jasa esek-esek.

Perempuan yang pernah bekerja sebagai receptionist salah satu penginapan di sudut Kota Sangatta ini juga mengatakan bahwa selain menerima orderan langsung atas arahan ‘Mami’ untuk memuaskan para pria yang menjadi pelanggan mucikari tersebut,dirinya juga menjajakan diri melalui aplikasi MiChat.

“Kalau sendiri tarif 500 ribu sekali main, kalau dipanggil sama mami, dia yang tentukan tarifnya ke pelanggan, kisaran 2 juta untuk 4 jam. Kalau disini hampir semua PL nya bisa di booking, asal cocok harga aja dengan mami. Biasanya sih check in nya terserah pelanggan, bisa di kosan, penginapan ataupun hotel, tapi lebih sering di penginapan atau motel,” pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Eeeaaaaaa copas yaa .........................